SINGKIL – Gas elpiji 3 kg (kg) alami kelangkaan di Kabupaten Aceh Singkil.
Keadaan ini merepotkanuntukibu rumah-tangga (IRT) yang masak memakai gas bersubsidi itu.
Selainnyamenjadikeluh kesahuntukibu rumah-tangga, kelangkanya gas elpiji 3 kg menjadimasalahuntuk pedagang kecil, seperti pedagang kue, kopi, dan gorengan.
Mahfum, sejauh ini mereka memercayakan gas elpiji 3 kguntukkepentinganmengolah.
Danuntukberpindahmemakai gas elpiji nonsubsidi, pasti itu bukan opsi.
Karena, mereka tidakmempunyai tabungnya, dan dari segiongkosbikin rugi pedagang kecil.
Ingathargalebih mahal dari elpiji bantuan.
Demikianhalbilaberpindahmemakai tungku.
Reratatidakmemilikikembali, semenjakberpindahke gas elpiji 3 kg di dalam 20 tahun akhir.
Menurut masyarakat, kelangkaan elpiji 3 kg terjadisemenjakseminggu.
Beberapamasyarakat yang tertekanterlihat keliling menelusurinyasampai ke kecamatan tetangga.
Antiknya, dari Kecamatan Singkil, masyarakatcarisampai ke Kecamatan Singkil Utara.
Kebalikannyawarga Singkil Utara malahkembalicari ke Singkil.
“Ucapnyabaru masuk tempo hari, tetapi langsung habis,” kata Wati, warga Singkil Utara yang cari elpiji 3 kg ke Singkil, Senin (23/6/2025).
Kelangkaan gas elpiji 3 kg dalam 3 tahunakhir, baruterjadikembali di Kabupaten Aceh Singkil.
Pemicunyadiperkirakankarena distributor gas elpiji cuma ada dua di kabupaten tersebut.
Awalnya, distributor gas elpiji 3 Kg ada tiga di Aceh Singkil.
Tetapi satu distributor tidak lagimenyuplai elpiji sejak mulai beberapabulan akhir.
Dalam pada itu, harga ketenganpaling tinggi (HET) gas elpiji 3 kg di Kabupaten Aceh Singkil sejumlah Rp 22.000 per tabung.
Terkecualiuntukdaerah Kecamatan Kuala Baru, Kecamatan Pulau Banyak, dan Kecamatan Pulau Banyak Barat, yang HET nya diputuskan Rp 26.000 per tabung.(*)